Sabtu, 21 Maret 2009

Pembelajaran Bahasa di SMA


Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA memang sangat menarik, sebagai bahasa nasional Bahasa Indonesia telah banyak digunakan dalam konteks resmi maupun tidak resmi. Dalam pendidikan misalnya, dalam sekolah anak diajari dengan berbagai macam bahasa tetapi mereka tetap mampu menggunakan alih kode bahasa dari bahasa ibu, bahasa Indonesia dan bahasa asing yang mereka terima. Bahkan mereka mampu menggunakan dan memperkaya bahasa berdasarkan entri yang mereka terima atau mereka ciptakan sendiri seperti bahasa gaul dan bahasa yang digunakan antarkelompok mereka.
Semua itu, tentunya memperkaya khasanah perbendaharaan kosakata mereka, juga kosakata dalam bahasa Indonesia. Mungkin pemakaian itu tidak wajar, tetapi 10 tahun yang akan datang atau kurang dari itu pemakaiannya dapat berterima. Siapa kira kata-kata sip, top, canggih, chatting, dan jabrik dapat diterima dalam penggunaan bahasa kita. Ingatlah bahasa Indonesia adalah bahasa yang hidup, bukan bahasa Sanskerta, Jawa Kuna atupun Kawi. Kalau ingin tetap tumbuh dan berkembang, ia harus mengikuti perkembangan pemakainya.
Terus bagaimana seharusnya pembelajaran bahasa ini? Satu hal yang menarik bahwa pembelajaran untuk bahasa Indonesia yang sekarang lebih komunikatif dengan bahasa dan pemakainya. Pembelajaran bahasa bukanlah hanya dengan cara menghapal sejumlah unsur-unsur bahasa itu sendiri, tetapi dibutuhkan aplikasi penggunaanya dalam kehidupan sehari-hari, tentunya sekali lagi untuk perkembangan bahasa itu sendiri sehingga pemakai bahasa bukanlah sekumpulan ahli bahasa yang tahu persis tentang apa itu fonetik, fonemik, morfologi, sintaksis, kata, frase, klausa, atupun kalimat. Sementara mereka tergagap bagaimana berbicara yang semestinya dengan menggunakan bahasa Indonesia, atau menuangkan ide dengan menggunakan bahasa Indonesia karena takut pada sejumlah tata aturan yang membingungkan.
Oleh karena itu, menurut hemat saya pembelajaran yang sekarang memang sudah seharusnya menggunakan beberapa kriteria standar penguasaan dalam berbahasa, yakni kemampuan menyimak, membaca, berbicara, menulis bukan terfokus penguasaan materi unsur-unsur kebahasaan karena mereka tidak diciptakan untuk menjadi ahli bahasa, tetapi diharapkan mampu menggunakan bahasanya sebagai alat untuk mengungkapkan ide, pemikiran dan penerapannya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi.
Mengapa demikian? Karena pada dasarnya anak-anak punya kemampuan dasar untuk menggunakan bahasa Indonesia pada tataran resmi dan pada saat mereka dalam dunianya. Dengan kata lain mereka sebenarnya punya kemampuan yang luar biasa dibandingkan kita yang kadang karena tidak pernah belajar memahami kondisi dan keadaan terhadap informasi yang mereka terima. Mereka dengan kecepatan yang luar biasa mampu menerima dan memahami sejumlah "kode" yang harus mereka terima secara bersamaan. Sementara kita terkadang sudah merasa cukup dan merasa lebih tahu dari mereka, atau mungkin merasa sudah terlalu mapan dengan kondisi yang ada sehingga sesuatu yang baru kadang dianggap membahayakan dan tidak sesuai aturan. Maka sudah sewajarnya kita menerima sebuah perubahan dengan sewajarnya, tidak berlebihan. Demikian juga dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, sudah sewajarnya dia mengubah dirinya untuk berkembang menuju kedewasaan.

Informasi UN dan UAS

Bagi anak-anak kelas 10 dan 12 SMA 3 Tegal yang ingin berlatih soal-soal Bahasa Indonesia untuk Ujian Akhir Sekolah atau Ujian Nasional. Dapat kirim email ke rawoyoabdurrouf@yahoo.com atau rawoyosma3@gmail.com.